Jenuh Dalam Pernikahan


Setiap titik dalam kehidupan suatu saat pasti ada masa jenuh. Lantas bagaimana bila titik dimana kita berada justru adalah pernikahan? Apakah yang harus dilakukan agar rasa jenuh dapat dikendalikan sehingga bahtera pernikahan tak terancam? Berikut beberapa hal yang harus Anda ketahui seputar rasa jenuh dalam pernikahan.
Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah, salah satunya adalah kejenuhan. Walau nampaknya kejenuhan tidak terlihat seperti sebuah masalah besar yang membahayakan tapi pada kenyataannya, kejenuhan seringkali menjadi pemicu awal keretakan sebuah rumah tangga. Berikut ini beberapa tanya jawab singkat sehubungan dengan kejenuhan pasangan dalam perkawinan.

Apakah faktor penyebab timbulnya perasaan bosan atau jenuh?
Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan membuat jenuh dalam pernikahan.
Tapi sebetulnya, ada hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk menghindari kejenuhan tersebut. Misalnya, hubungan yang saling mengisi, menyuburkan, menggairahkan, seharusnya mengimbangi kecenderungan untuk merasa jenuh. Jadi, dengan kata lain, dalam pernikahan dibutuhkan keseimbangan antara dua faktor yaitu kebosanan itu sendiri yang harus diimbangi dengan rasa saling mengisi. Pada dasarnya, kebosanan memang menjadi kecenderungan manusia secara kodrati.

Benarkah kebosanan identik dengan perasaan cinta yang mulai pudar pada pasangan?
Dugaan itu acapkali muncul. Anda mungkin cenderung beranggapan bahwa pasangan sudah berubah, tidak lagi seperti dulu, cintanya kepada Anda mulai berkurang. Pada dasarnya pernikahan itu memang perlu dipupuk agar kuat, supaya bagi Anda yang menjalani pernikahan memiliki rasa aman. Rasa tidak aman cenderung membuat Anda berpikir apakah dia masih mencintai Anda atau tidak.
Tapi rasa aman tidak akan menggugah Anda untuk mempertanyakan hal-hal seperti itu. Rasa aman merupakan sesuatu yang perlu ditanam dan dipupuk dalam pernikahan. Otomatis ini berkaitan dengan perasaan dicintai. Ada orang yang beranggapan sekali mencintai, akan selama-lamanya mencintai. Sekali dicintai selamalamanya akan dicintai. Ini harapan pada pasangan kita. Pada kenyataannya tidaklah demikian, karena cinta itu bisa padam, kita bisa kurang mencintai dan kebalikannya pasangan bisa kurang mencintai kita pula. Untuk itulah cinta perlu dipupuk.

Hal apa yang bisa dilakukan untuk memupuk hubungan pernikahan supaya kebosanan tidak menjadi-jadi atau menguasai kehidupan kita?
Dalam membangun suatu hubungan diperlukan saling mengisi. Ibaratkan saja Anda seperti wadah kosong yang perlu diisi. Pengertian mengisi di sini adalah mengisi kebutuhan yang mendasar. Misalnya saja merasakan kita ini berharga, dicintai, dan diperhatikan.
Dalam pernikahan pasti Anda memiliki harapan pasangan akan mengisi kehidupan Anda. Meskipun Anda orang yang mandiri, tetapi tetap terbersit harapan bahwa pasangan akan mengisi Anda. Karena sebagai seorang wanita Anda pasti mengharapkan pasangan bisa mengerti Anda. Terkadang kita adalah orang yang sangat butuh pengertian, supaya bisa merasakan hidup ini masuk akal.
Kalau kita hidup di tengah-tengah orang yang tidak bisa mengerti kita, hidup ini akan terasa tidak masuk akal. Selain itu Anda akan merasa sendiri atau sepi jika tidak ada yang bisa benar-benar memahami Anda. Salah satu hal mendasar yang dapat diharapkan dari pasangan adalah dimengerti.
Ada kalanya, problem belum bisa selesai pada hari yang sama, tapi jika Anda merasakan bahwa pasangan sudah mengerti apa yang ingin disampaikan atau dikemukakan, Anda boleh merasa lebih lega. Jadi, kebutuhan untuk dimengerti sangatlah penting. Ini adalah salah satu dari sejumlah kebutuhan yang lainnya. Jadi, sebetulnya pernikahan yang bisa terhindar dari kejenuhan adalah pernikahan yang saling mengisi.

Bolehkah kita mengakui sedang bosan dengan pasangan?
Sebaiknya Anda tidak menggunakan kata bosan, tetapi usahakan masuk kepada pokok masalahnya. Karena pada dasarnya, kejenuhan atau kebosanan dimulai dari masalah yang terus berulang.
Jadi ada baiknya langsung saja soroti permasalahannya, harapan apa yang tidak terpenuhi, masalah apa yang belum terselesaikan dalam hubungan Anda, dan apa saja yang tidak Anda sukai tentang dirinya yang terus-menerus harus Anda terima. Hal-hal seperti itu sebaiknya langsung dibicarakan. Selesaikan masalahnya, bukan kebosanannya.
Pada intinya, kejenuhan dalam rumah tangga cepat atau lambat pasti akan datang, tinggal bagaimana Anda dan pasangan mampu menyiasatinya. Ketimbang sibuk mencari pelarian di luar, lebih baik diskusikan dengan pasangan, lalu cari jalan keluarnya. Tak ada satu pun manusia di dunia ini yang tidak bisa diajak bicara secara baik-baik.

Sumber : Dokter Sehat

0 comments:

Posting Komentar

Alat Bantu Sex Murah